Biang lala biang maut


Sejumlah kabin penumpang wahana bianglala di arena Pasar Malam Sekaten Yogya dikabarkan terbalik. Informasi kecelakaan bianglala di sekaten Jogja ini beredar viral di berbagai media sosial dan aplikasi percakapan grup. Sebuah rekaman video memperlihatkan ada tiga atau empat kabin penumpang wahana bianglala terbalik. Beberapa penumpang nyaris terjatuh. Sejumlah pria yang kemungkinan awak wahana bergerak cepat naik meniti kerangka bianglala, dan menyelamatkan para penumpang tadi. Setelah insiden tersebut, tim pemanfaatan lahan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) dibawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta melakukan langkah penghentian operasional bianglala. Penghentian bianglala pun hanya dilakukan pada bianglala yang mengalami kejadian tersebut. Wahana lain, masih dipersilahkan untuk beroperasi dengan catatan tetap mengedepankan sisi keamanan dan keselamatan. Kejadian tersebut terjadi antara pukul 18.30 - 18.45 WIB. Peristiwa terbaliknya gerbong bialala ini terjadi dua kali. Karena terbaliknya gerbong bianglala ini, penumpang dibantu untuk turun oleh sejumlah orang, prosesnya berlangsung kurang lebih selama 30 menit, tidak ada korban luka-luka maupun petugas kesehatan yang datang ke wahana bianglala. Namun, diduga penumpang yang menjadi korban mengalami shock dan trauma. Hanya ada 5 gerbong yang terisi saat insiden terjadi.Dari kelima gerbong terisi, ada salah satu gerbong yang tidak seimbang. Gerbong yang tidak seimbang tersebut berisi sepasang suami istri dan satu anaknya. Sepasang suami istri dan seorang anaknya tersebut duduk di sisi gerbong, sementara sisi tempat duduk di hadapannya dibirakan kosong. Karena berat sebelah, gerbong tersebut menjadi tidak seimbang dan menyebabkan terbalik. Ketika gerbong satu terbalik, mengakibatkan 3 gerbong lainnya yang kebetulan tidak berpenumpang tertarik dan ikut terbalik. Atas kejadian tersebut, petugas langsung melakukan pengamanan.


Beredar kabar bahwa pengait yang ada pada kabin terkunci sehingga kabin tidak dapat bergerak mengikuti putaran bianglala. Belum diketahui hingga kapan penghentian operasional bianglala tersebut, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya trauma dan shock yang dialami oleh para penumpang, pihak pengelola pun hingga saat ini masih secara terbuka berkomunikasi dengan pihak yang berwajib. Pengelola mengaku siap bertanggung jawab dengan segala konsekuensi yang harus di tanggung. Polisi pun diketahui sudah memanggil para pengelola seluruh wahana permainan di Pasar Malam Sekaten Yogyakarta setelah kejadian berhentinya bianglala secara tiba-tiba hingga menyebabkan kabin penumpang miring dan terbalik. Pemanggilan oleh Sat Intel Polresta Yogyakarta, bertujuan untuk memastikan bahwa setiap wahana memiliki izin dan standar keselamatan, kepastian keselamatan setiap wahana ini penting supaya kejadian seperti pada hari Minggu kemarin tidak terulang lagi. Sampai saat ini, polisi masih mendalami penyebab dari insiden wahana bianglala di Pasar Malam Sekaten. Dugaan awal, kejadian itu disebabkan permasalahan teknis pada baut. Kincir ria atau di Indonesia disebut bianglala adalah struktur berbentuk roda yang digantungi kabin-kabin penumpang yang dipasang sedemikian rupa pada bagian pelek sehingga ketika roda berputar, kabin tetap dalam keadaan tegak, biasanya berkat adanya gravitasi. Kabin kincir ria juga disebut gondola. Beberapa kincir ria terbesar dan paling modern dipasangi kabin-kabin di bagian luar pelek, masing-masing dilengkapi motor bertenaga listrik untuk memutar kabin yang dikendalikannya agar tetap tegak. Nama lain dari kincir ria adalah roda observasi (roda pengamatan, dan kabin-kabinnya disebut kapsul. Kincir ria pertama dirancang dan dibangun oleh George Washington Gale Ferris, Jr. sebagai markah tanah pada pameran dunia World's Columbian Exposition tahun 1893 di Chicago. Oleh karena itu, istilah Ferris Wheel /Roda Ferris. Pemegang rekor kincir ria tertinggi di dunia saat ini adalah Singapore Flyer.

Comments

Popular posts from this blog

Mencari ginjal di facebook

Penjara unik di dunia

Pelegalan bunuh diri (Eutanasia)